Minggu, 21 April 2013

تلبيس إبليس


تلبيس إبليس
A.   Pengertian Talbis dan Gurur

Talbis artinya menampakkan kebatilan dalam rupa kebenaran. Sedangkan makna Gurur itu semacam kebodohan yang menimbulkan keyakinan bahwa yang rusak itu benar dan yang  hina itu bagus.
Sebabnya ialah adanya kerancuan. Iblis menyusup ke dalam diri manusia tergantung pada kadar yang dimungkinkannya, bisa ditambah dan berkurang, tergantung pada kadar kesdaran dan kelalaian manusia, kepandaian dan kebodohannya.[1]
Abu Ghassan An-Nahdi berkata, “Aku mendengar Al-Hasan bin Shalih berkata, ‘Sesungguhnya setan itu benar-benar membukakan sembilan puluh sembilan kebaikan. Tetapi ia menggunakan untuk kejahatan’.”
Al-A’masi berkata, “Kami pernah diberitahu seseorang yang diajak bicara oleh sekumpulan jin. Mereka berkata, ‘Tidak ada yang lebih benar bagi kami kecuali orang yang mengikuti As-Sunnah. Sedangkan orang-orang yang mengikuti nafsu, maka kami dapat mempermainkan mereka’.”[2]

B.   Setan Tak Pandang Bulu dalam Menggoda

Sebagian orang ada yang beranggapan bahwa jin dan setan hanya merasuki jasad orang-orang jahat. Namun, mari kita duduk sejenak mengkaji bukti-bukti dari Sunah Nabi yang menegaskan kejadian yang benar-benar bertolak belakang dengan anggapan tersebut. Ada beberapa bukti yang menjelaskan bahwa orang yang beriman kadang juga diuji penyakit ini.
Kisah Utsman bin Abul ‘Ash. “Ketika Rasululloh صلى الله عليه وسلم menugaskanku di Tha’if, aku mengalami suatu gangguan dalam sholatku sehingga aku tidak tahu sholat apa yang aku lakukan. Setelah aku merasakan gangguan itu, aku pergi menemui Rasululloh. Beliaupun bersabda, “Ibnu Abil ‘Ash?” Aku menjawab, “Ya, wahai Rosululloh.” Nabi صلى الله عليه وسلم bertanya, “Ada apa?” Aku jawab, “Wahai Rosululloh, aku mengalami gangguan dalam sholatku hingga aku tidak tahu sholat apa yang aku lakukan.” Nabi bersabda, itu adalah setan. Mendekatlah.” Kemudian aku mendekat kepadanya dan duduk bersimpuh di  atas kakiku. Nabi صلى الله عليه وسلم memukul dadaku dengan tangannya dan meludah di mulutku seraya bersabda, “Keluarlah wahai musuh Alloh!” Nabi melakukan hal itu tiga kali, kemudian bersabda, “Lanjutkan tugasmu!” Utsman berkata, “Demi Alloh, setelah itu ia tidak pernah menggangguku lagi.”[3]
Imam Al-Qurthubi berkata berkata bahwa makna firman Alloh, “Sesungguhnya hamba-hamba Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka,” khusus untuk orang yang telah mendapat penjagaan dari Alloh, atau bisa jadi maknanya bahwa dalam banyak kesempatan dan waktu setan tidak mampu berkuasa atas hamba-hamba Alloh, atau bisa jadi setan mampu menguasainya dalam rangka untuk melepaskan belenggu dan kesedihan seperti yang terjadi pada Bilal, setan telah mendatanginya sehingga dia mengantuk seperti bayi mengantuk, lalu tertidur, dan Rosululloh juga tertidur bersama sahabat yang lain. Tatkala terbangun, mereka terkaget dan berkata, “Apa yang bisa menjadi penebus kesalahan ini?” Beliau bersabda, “Amal yang tertinggal karena tidur,” sehingga hilang kegelisahan dari mereka.
Imam Ahmad berkata dalam bantahan beliau terhadap Jahmiyah bahwa makna ayat
إِنَّ عِبَادِى لَيسَ لَكَ عَلَيهِم سُلطَانٌ

65.  Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka.
                        Bahwa iblis tidak berkuasa atas hamba Alloh untuk menyesatkan dari agama atau ibadah mereka, tetapi dia tertimpa dosa selain syirik.
                                Makna sulthan (kekuasaan) telah berlalu yaitu hujah dan kemampuan, dan makna ayat yang benar, adalah tidak mendapatkan jalan untuk menguasai mereka baik lewat hujah atau kemampuan. Kemampuan masuk dalam kategori kekuasaan, begitu juga hujah, karena orang yang memiliki hujah mampu menguasai orang, dengan hujah, orang mampu berkuasa dengan tangannya, Dan Firman Alloh,  Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga (Al-Isro’: 65) merupakan suatau kabar bahwa Alloh menjaga dan melindungi hambanya yang beriman dari setan yang terkutuk, sehingga Alloh berfirman dalam ayat selanjutnya,
و كفى بربك وكيالا
65.  “dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga".
                                Artinya Alloh menjadi Penjaga, Pelindug, Penolong dan Pembela hamba-Nya.[4]
C.    Cara Menggoda

1.      Seribu Jalan Kesesatan

Tekad dan sumpah syetan di dalam menggoda manusia dilaksanakan dengan tekun. Siang malam dan setiap saat. Para seta juga sangat pandai dalam mengatur siasat dan usahanya dalam menyesatkan manusia, dengan menggunakan seribu satu jalan. Itu semua tergambar dalam surat An Nisa’ ayat 119
öNßg¨Y¯=ÅÊ_{ur öNßg¨YtÏiYtB_{ur öNßg¯RtãBUyur £`à6ÏnGu;ãn=sù šc#sŒ#uä ÉO»yè÷RF{$# öNåk¨XzßDUyur žcçŽÉitóãŠn=sù šYù=yz «!$# 4 `tBur ÉÏ­Ftƒ z`»sÜø¤±9$# $wŠÏ9ur `ÏiB Âcrߊ «!$# ôs)sù tÅ¡yz $ZR#tó¡äz $YYÎ6B ÇÊÊÒÈ  
119.  Dan Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya[5], dan akan Aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya[6]". barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.

Demikianlah, setan mempunyai seribu satu jalan untuk menyesatkan manusia. Setan tidak akan kehabisan jalan dalam menyesatkan manusia.
Jangan dikira bahwa setan tidak dapat menggoda orang-orang yang alim yang telah banyak ilmunya. Orang alim yang sudah taat beribadah, shalatnya khusyu’, tetapi setan menggodanya, sehingga terbitlah di dalam hatinya, bahwa memang tidak ada orang yang alim dan berbakti kecuali hanya dirinya. Maka orang yang telah benar-benar beribadah dan taat tetap dapat di gelincirkan oleh setan.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu Majah, dari Abu Hurairoh, bahwa Rosululloh صلى الله عليه وسلم  bersabda tentang tiga orang yang telah beramal, namun amalanya sia-sia saja.
Pertama, seorang yang mati dalam medan perang. Tetapi setelah dihisab ternyata amalannya tercuri oleh setan, karena di dalam perjuangannya dia tidak ikhlas, ia ingin mendapatkan pujian dan ingin disebut sebagai pahlawan yang besar.
Kedua, orang yang alim, Ilmunya banyak, ceramahnya memukau pendengarnya, lancar dan fasih, tetapi setelah dihisab juga kosong amalannya. Tak lain adalah karena dia ingin terkenal sebagai orang yang alim.
Ketiga, adalah oanr yang suka menolong orang lain atau orang yang membutuhkannya, tetapi setelah dihisab juga kosong amalannya. Hal ini adalah karena dia di dalam mendermakan harta dan uangnya itu karena ingin dikatakan sebagai orang yang dermawan.
Setan sangat mengetahui setiap kelemahan seseorang. Di mana posisinya yang lemah, mana pertanhanannya yang tidak kuat, setan menguasai dan memahami. Jelasnya medan telah dikuasai penuh. Maka mudahlah bagi setan untuk menjebol seseorang, karena dihantam pada posisi yang lemah.
Setan tidak akan menyerah dalam menggoda manusia.

2.      Masuk Aliran Daran

Dalam satu hadits Nabi صلى الله عليه وسلم  , dikatakan bahwa setan itu bisa masuk ke dalam aliran darah manusia,
قالت صفية : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم   معتكفا, فأتيته أزوره ليلا. فحدّثته, ثمّ قمت فانقلبت. فقام معى ليقلبنى,( و كان مسكنها فى دار أسامة بن زيد ) فمرّ رجلان من الأنصار. فلمّا رأيا النبي صلى الله عليه وسلم   أسرعا . فقال النبي صلى الله عليه وسلم   على رسلكما. إنّها صفيّة بنت حييّ قال: سبحان الله يا رسول الله! قال: إنّ الشّيطان يجرى من الإنسان مجر الدّم! فخشيت أن يقذف في قلوبكما شيئا, أو قال شرّا (رواه البخارى و المسلم)  
“Telah berkata Shafiyah (istri Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم   ): pernah Rosululloh, sedang i’tikaf, lalu aku datang kepadanya sebagai kunjungan di waktu malam, maka aku membicarakan kepada beliau. Kemudian aku berdiri pulang. Maka beliaupun ikut berdiri menyertaiku, untuk mengantarkan aku (samapi ke rumahku). Dan tempat tinggal Shafiyah itu di rumah Usamah bin Zaid, maka lewatlah dua orang laki-laki dari kaum Anshor. Tatkala dua orang tadi melihat Nabi صلى الله عليه وسلم  bersamaku, cepat-cepatlah keduanya berlalu, lalu Nabi menegurnya: “Tunggu! Sesungguhnya dia ini Shafiyah binti Huyay, istriku sendiri.” Keduanya menjawab: “Maha Suci Alloh.” Nabi صلى الله عليه وسلم  bersabda: “Sesungguhnya setan itu berjalan dalam diri manusia mengikuti perjalanan darah. Maka dari itu, aku  khawatir bahwa setan akan melontarkan suatu tuduhan -atau beliau bersabda-  suatu kejahatan dalam hatimu.” (HR. Bukhori Muslim)
      
Tunggu! Jangan  pergi! Aku bukanlah bebuat yang melanggar perintah Alloh. Ini adalah istriku sendiri! Demikianlah penjelasan Rosul, karena beliau khawatir kalau nanti timbul fitnah yang besar, lebih-lebih bila hal ini terdengar oleh orang-orang munafiq.
Setan bisa masuk ke dalam aliran darah manusia. Maka banyak manusia yang bila tidak sadar akan kebenaran atau tidak mendapat petunjuk dari Alloh, apabila mendengar nasehat, dia menjadi marah. Hal ini disebabkan karena dia merasa bahwa yang mempunyai perbuatan, yang memutuskan serta yang berniat melakukan hal itu adalah dirinya sendiri. Dirinya yang memutuskan, terlepas dari perintah siapapun. Apalagi kalau dikatakan sebagai menuruti perintah setan.

3.      Menghiasai Amal Manusia
Salah satu cara setan menggoda mausia adalah dihiasinya amal perbuatan manusia menurut yang dikehendaki setan. Amal perbuatan yang buruk dihiasi agar seolah-olah menjadi amal yang baik. Sehingga orang yang mengerjakan kejelekan itu tidak merasa bahwa yang dikerjakan itu salah.
Setan memang telah bersumpah kepada Alloh سبحانه وتعالى bahwa manusia akan digoda juga dalam hal amal-amal yang mereka perbuat. Amal yang salah akan dihiasi dengan kebaikkan supaya terlihat benar.
tA$s% Éb>u !$oÿÏ3 ÏZoK÷ƒuqøîr& £`uZÎiƒy_{ öNßgs9 Îû ÇÚöF{$# öNåk¨]tƒÈqøî_{ur tûüÏèuHødr& ÇÌÒÈ
39.  Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau Telah memutuskan bahwa Aku sesat, pasti Aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti Aku akan menyesatkan mereka semuanya,
Dalam hal ini kita jangan sampai salah memahami. Bukan amalannya yang menjadi baik. Bukan perbuatan yang salah lantas berubah menjadi benar, tetapi perasaan yang berbuatlah yang seakan-akan apa yang telah ia kerjakan itu adalah sebuah kebaikan atau kebenaran.
Kaarna telah terbiasa, maka orang yang berbuat buruk itu tidak merasa bersalah.
Demikianlah setan menghiasi amal manusia sehingga tidak terlihat.
$yg?y`ur $ygtBöqs%ur tbrßàfó¡o ħôJ¤±=Ï9 `ÏB Èbrߊ «!$# z`­ƒyur ãNßgs9 ß`»sÜø¤±9$# öNßgn=»yJôãr& öNèd£|Ásù Ç`tã È@Î6¡¡9$# ôMßgsù Ÿw tbrßtGôgtƒ ÇËÍÈ
24.  Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan Telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,
Cara ini yang paling berhasil di dalam menggelincirkan manusia dari jalan kebenaran, sejak jaman Nabi Adam sampai sekarang, yakni dengan menghiasi amal perbuatan manusia yang baik agar dipandang jelek dn yang jelek agar dipandang baik oleh para manusia.
4.      Siasat yang Paling Samar

عن أبى بكر الصديق رضيالله عنه قل: أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم  قال: إنّ إبليس قال: أهلكتهم بالذنوب فأهلكونى بالإستغفار فلمّا رأيت ذلك أهلكتهم بالأهواء فهم يحسبون أنّهم مهتدون فلا يستغفرونه (رواه ابن عاصم)  
“Dari Abu Bakar As-Shidiq رضيالله عنه berkata: bahwasanya Rosululloh صلى الله عليه وسلم   bersabda: “sesungguhnya Iblis berkata: “Aku merusak mereka (umat manusia atau umat islam) dengan dosa-dosa, agar mereka berbuat dosa, lalu mereka merusakku dengan istighfar, maka tatkala aku mengetahui akan hal yang demikian ini, aku lalu merusak mereka dengan hawa keingininan bid’ah, lalu mereka menyangka bahwa mereka itu mendapat petunjuk yang benar, lantas mereka tidak meminta ampun kepada Alloh. (HR. Ibnu Abi ‘Ashim)
Orang yang berbuat dosa batin dan khayalan ini pada umumnya jarang yang menyadari bahwa hal itu adalah dosa. Bahkan orang yang berdosa batin bila diingatkan akan marah. Inilah salah satu taktik setan[7].
               

Wallohualambisshowab







[1] Perangkap setan Ibnul Jauzi, alih bahasa  Ust. Kathur Suhardi
[2] Ibid
[3] Jangan Mau Diganggu Setan Aisyah Al-Qorni, alih bahasa Ust. Muhammad Suhadi
[4] Menelanjangi setan, Al-Imam Ibrohim bin Bin Muhammad bin Muflih al-Maqdisi al-Hambali
[5] menurut kepercayaan Arab jahiliyah, binatang-binatang yang akan dipersembahkan kepada patung-patung berhala, haruslah dipotong telinganya lebih dahulu, dan binatang yang seperti Ini tidak boleh dikendarai dan tidak dipergunakan lagi, serta harus dilepaskan saja.

[6] meubah ciptaan Allah dapat berarti, mengubah yang diciptakan Allah seperti mengebiri binatang. ada yang mengartikannya dengan meubah agama Allah.
[7] Syetan sebagai tertuduh dalam masalah sihir tahayul perdukunan dan azimat, Umar Hasyim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar