A.
Tahap setelah pengobatan
Bila Alloh سبحانه
و تعالى menyembuhkan si penderita melalui perantara
anda, dan dia sudah merasa sehat, pujilah Alloh yang telah memperkenankan anda
untuk menyembuhkannya. Tingkatkanlah rasa butuh anda kepada-Nya, agar Alloh
memberikan taufiq-Nya kepada anda dalam menghadapi keadaan-keadaan lainnya.
Jangan sampai hal tersebut menjadi sebab kesombongan dan keangkuhan anda. Alloh
سبحانه و تعالى berfirman :
7.
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Pada
tahapan ini, si penderita akan terancam dengan sihir yang yang baru. Karena
kebanyakan orang yang mengerjakan sihir, apabila merasa bahwa si penderita
telah pergi kepada seorang mu’alij (pengobat) untuk berobat, maka mereka
akan kembali lagi kepada tukang sihir, untuk memperbaharui sihirnya.
Kaarenanya, si penderita yang baru saja sembuh dari sihir tersebut, hendaknya
tidak menceritakan kesembuhannya kepada siapa punjuga. Disampig itu, berilah
pembentengan diri berikut ini :
1. Menjaga sholat berjama’ah.
2. Tidak mendengarkan nyanyian-nyanyian
dan musik yang melalaikan.
3. Berwudhu sebelum beranjak tidur, dan
jangan lupa membaca ayat Kursi.
4. Membaca
basmalah sebelum memulai sesuatu.
5. Setelah sholat
subuh, membaca dzikir berikut :
لَا إلَهَ إلَّا الله وَحدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ المُلكُ وَ لَهُ
الحَمدُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ قَدِيرٌ
Tidak ada ilah yang
berhak untuk disembah kecuali Alloh, Zat Yang Maha Esa, tidak ada sekutu
bagi-Nya, segala puji bagi-Nya dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Sebanyak
100 kali.
6. Setiap hari,
jangan sampai tidak membaca Al-qur’an sama sekali, atau mendengarkannya jika ia
seorang yang tidak bisa membaca Al-qur’an.
7. Bergaul dengan
orang-orang sholih.
8. Hendaknya selalu
membaca dzikir pagi dan sore.
[Disalin dari buku Ash-Shaarimul
Battaar fiit Tashaddy Lis Saharatil Asyar, edisi Indonesia Tolak Sihir Cara
Islam, terbitan Aqwam hal. 134-142 alih bahasa Ust. Arif Mahmudi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar