A.
PENYEELEWENGAN
TERHADAP AQIDAH YANG BENAR
Penyelewengan terhadap aqidah yang benar itu memiliki sebab-sebab
dan kita diwajibkan untuk mengetahuinya dan mengobatinya, sebab-sebab tersebut
adalah :
1.
Tidak megetahui terhadap aqidah yang
benar, disebabkan enggan untuk belajar dan mempelajarinya, atau hanya sedikit
saja yang mau untuk mempelajarinya. Dan karna itu generasi-generasi yang akan
datang tidak mengetahui aqidah yang benar dan tidak mengetahui penyebab-penyebab
terselewengnya aqidah, maka yang benar akan dianggap sebagai yang bathil dan
yang bathil akan dianggap benar. Sebagaimana perkataan Umar bin Al-Khotob رضي الله عنه :
إنّما تنقض عرى الإسلام عروة عروة إذا نشأ في الإسلام من لا يعرف
الجاهلية
Sesungguhnya
tali Islam itu akan terurai sehelai demi sehelai, apabila orang yang lahir
dalam Islam dan tidak mengetahui kejahiliyahan (kebodoha)
2.
Fanatik terhadap pabak-bapak dan
nenek moyang, dengan mengambil dan memegang teguh ajaran mereka walaupun yang
diajarkan itu adalah sebuah kebathilan dan meninggalkan apa-apa yang
menyelisihinya walaupun itu adalah kebenaran. Sebagai mana firman Alloh سبحانه
و تعالى:
#sÎ)ur @Ï% ãNßgs9 (#qãèÎ7®?$# !$tB tAtRr& ª!$# (#qä9$s% ö@t/ ßìÎ6®KtR !$tB $uZøxÿø9r& Ïmøn=tã !$tRuä!$t/#uä 3 öqs9urr& c%x. öNèdät!$t/#uä w cqè=É)÷èt $\«øx© wur tbrßtGôgt ÇÊÐÉÈ
170.
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang Telah
diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami Hanya
mengikuti apa yang Telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami".
"(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu
tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".
3.
Taqlid
Buta, dengan mengambil perkataan manusia dalam hal Aqidah tanpa mengetahui
dalilnya dan tidak mengetahui kebenarannya. Sehingga orang yang bertaqlid buta
tadi, terperosok kedalam kelompok-kelompok yang menyimpang, seperti Jahmiyah,
Mu’tazilah, As’ariyah, Sufuyah dan sebagainya.
4.
Berlebih-lebihan
dalam mengagungkan para Wali-wali Alloh dan Orang-orang Sholih, mengangkat
derajat mereka sampai pada taraf derajat Ilahiyah. Sebagai mana yang terjadi
pada kaumnya Nabi Nuh عليه السلام ketika mereka berkata yang diabadikan dalam
Al-qur’an
surat Nuh ayat 23 :
(#qä9$s%ur w ¨bâxs? ö/ä3tGygÏ9#uä wur ¨bâxs? #tur wur %Yæ#uqß wur Wqäót s-qãètur #Zô£nSur ÇËÌÈ
23. Dan mereka berkata:
"Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan
jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula
suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr[1]
5. Lalai dari mentadaburi ayat-ayat Alloh سبحانه
و تعالى yang berupa ayat kauniyah ataupun
ayat-ayat Alloh سبحانه و تعالى yang
berupa Quraniyah.
6. Penyelewengan
terhadap Aqidah yang benar yang disebabkan oleh kedua oarng tua, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم,
ما من
مولود إلّا يوولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه (متفق عليه)
Setiap bayi yang lahir, lahir dalam keadaan fitroh (mentauhidkan Alloh
سبحانه و تعالى ) maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia sebagai orang
Yahudi, Nashrani atau Majusi (Mtafaqun Alaih)
7. Media-media
yang ada pada saat ini, baik itu beru media elektronik seperti televisi dan
radio ataupun media cetak seperti koran dan majalah tidak digunakan untuk
mempelajari dan mennyebarkan da’wah kepada Aqidah yang benar.
B.
CARA
PENCEGAHANYA
1.
Kembali kepada Al-Qur’an dan Sunah Rosululloh صلى
الله عليه وسلم, untuk menerima pemahaman yang benar dari
keduanya. Sebagai mana para Salafus Sholih mengambil sumber Aqidah dari Al-qur’an
dan Sunah.
2.
Perbaikan dalam pembelajaran Aqidah
yang benar.
3.
Mengulang-ulang kembali dan
mempelajari kembali kitab-kitab para Ulama Salaf yang masih murni.
4.
Mendukung pembenaran Aqidah yang menyimpang
dengan menolak segala bentuk penyelewengan.
alih bahasa Fat’an Aziz]
[1]
wadd,
suwwa', yaghuts, ya'uq dan Nasr adalah nama-nama berhala yang terbesar pada
qabilah-qabilah kaum Nuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar