Senin, 08 April 2013

Asy-Syaithon



الشيطان
  1. Awal dari Segala Kisah
Awal dari segala kisah ini adalah peristiwa yang terjadi antara Adam dan Iblis. Kedua makhluk itu telah menjadi penghuni surga. Pada saat itu Iblis masih menjadi hamba Alloh yang taat beribadah, bersama para malaikat, Sampai ketika Tuhan memerintahkan kepada Iblis dan Malaikat supaya sujud kepada Adam untuk menghormati Adam yang dijadikan Alloh sebagai kholifah di bumi. Akan tetapi hanya malaikat yang taat pada perintah Tuhan sedangkan Iblis menolak.
Quran surat Al-Baqoroh ayat 30 sampai 34 mengisahkan sebagai berikut:
øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ßÅ¡øÿム$pkŽÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ zN¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ (#qä9$s% y7oY»ysö6ß Ÿw zNù=Ïæ !$uZs9 žwÎ) $tB !$oYtFôJ¯=tã ( y7¨RÎ) |MRr& ãLìÎ=yèø9$# ÞOŠÅ3ptø:$# ÇÌËÈ tA$s% ãPyŠ$t«¯»tƒ Nßg÷¥Î;/Rr& öNÎhͬ!$oÿôœr'Î/ ( !$£Jn=sù Nèdr't6/Rr& öNÎhͬ!$oÿôœr'Î/ tA$s% öNs9r& @è%r& öNä3©9 þÎoTÎ) ãNn=ôãr& |=øxî ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ãNn=÷ær&ur $tB tbrßö7è? $tBur öNçFYä. tbqãKçFõ3s? ÇÌÌÈ øŒÎ)ur $oYù=è% Ïps3Í´¯»n=uKù=Ï9 (#rßàfó$# tPyŠKy (#ÿrßyf|¡sù HwÎ) }§ŠÎ=ö/Î) 4n1r& uŽy9õ3tFó$#ur tb%x.ur z`ÏB šúï͍Ïÿ»s3ø9$# ÇÌÍÈ
30.  Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
31.  Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
32.  Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[1]."
33.  Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
34.  Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah[2] kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Rasa sombong dan rasa bahwa dirinya lebih mulia dari Adamyang menyebakan Iblis tidak mau sujud kepada Adam. Karna itu Iblis mendapat murka dari Alloh سبحانه وتعالى , dan akan masuk neraka selama-lamanya.


B.     Setan Sebagai Pribadi

Asy-Syaithon dari kata benda شطن (syathona) yang artinya بعد (ba’uda) jauh, yaitu jauh dari kebenaran. Juga   شطن(syathona) berarti خلف (kholafa) yang artinya menyelisihi,yaitu menyelisihi hal-hal yang benar. Juga شطن (syathona) berarti   دخل(dakhola) yang artinya masuk, yaitu yang suka masuk ke dalam jiwa seorang hamba untuk menggoda dan mempengaruhi seorang hamba supaya mau ikut akan perbuatan dan jejak langkah setan.

Dalam Al-Qur’an, kata-kata setan tidak hanya digunakan dengan arti setan yang sesungguhnya saja, tetapi juga digunakan dengan arti setan manusia, yaitu manusia yang bersifat seperti sifat yang dimiliki  setan, artinya menjalankan tingkah laku perbuatan setan. Alloh سبحانه وتهالى berfirman dalam surat Al-An’am ayat 112-113:
y7Ï9ºxx.ur $oYù=yèy_ Èe@ä3Ï9 @cÓÉ<tR #xrßtã tûüÏÜ»ux© ħRM}$# Çd`Éfø9$#ur ÓÇrqムöNßgàÒ÷èt/ 4n<Î) <Ù÷èt/ t$ã÷zã ÉAöqs)ø9$# #Yráäî 4 öqs9ur uä!$x© y7/u $tB çnqè=yèsù ( öNèdöxsù $tBur šcrçŽtIøÿtƒ ÇÊÊËÈ #ÓxöóÁtGÏ9ur ÏmøŠs9Î) äoyÏ«øùr& tûïÏ%©!$# Ÿw šcqãZÏB÷sムÍotÅzFy$$Î/ çnöq|Ê÷ŽzÏ9ur (#qèùÎŽtIø)uÏ9ur $tB Nèd šcqèùÎŽtIø)B ÇÊÊÌÈ
112.  Dan Demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)[3].
113.  Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan.

[499]  maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman kepada nabi.


Maka setan adalah setiap makhluk yang congkak dan melampui batas, yang menyebabkan seorang hamba juah dari kebaikan,dari golongan jin, manusia, dan hewan.

Para ulama’ mendefinisikan jin sebagai sejenis makhluk halus seperti angin yang bisa berganti bentuk dengan bermacam-macam bentuk dan mempunyai pekerjaan yang aneh atau luar biyasa. Mereka ada yang mukmin dan ada yang kafir, ada yang taat dan ada yang ma’syiyat kepada Alloh سبحانه وتعالى , . Demikianlah para ulama  mengatakan tentang makhluk jin. Dan yang dimaksud dengan jin yang ma’siyat atau kafir ialah setan.

Bang sa jin juga makan, seperti dalam hadits:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّهُ كَانَ يَحْمِلُ مَعَ النَّبِي صلى الله عليه وسلم أَدَاوَةً لِوُضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَبَيْنَمَا هُوَ يَتَّبِعُهُ بِهَا فَقَالَ مَنْ هذَا ؟ فَقَالَ أَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ فَقَالَ: أَبْغِنِى أَحْجَارًا أَسْتَنْفِضُ بِهَا وَ لَا تَأْتِنِى بِعَظْمٍ وَ لَا بِرَوْثَةٍ فَأَتَيْتُهُ بِأَحْجَارٍ أَحْمِلُهَا فِى طَرْفِ
ثَوْبِى حَتَّى وَضَعْتُ إِلَى جَيْبِهِ ثُمَّ انْصَرَفْتُ حَتَّ إِذَا فَرَغَ مَشَيْتُ فَقُلْتُ: مَا بَالُ الْعَظْمِ  وَالرَّوْثَهِ؟ قَالَ: هُمَا مِنْ طَعَامِ
الَجِنِّ وَأَنَّهُ وَفْدُ جِنٍّ نَصِيْبَيْنِ وَ نِعْمَ الْجُنُ فَسَالُنِى الزَّادَ فَدَعَوْتُ اللهَ لَهُمْ  أَنْ لَا يَمُرُّوْا بِعَظْمٍ وَ لَا بِرَوْثَةٍ إلَّا وَجَدَ وْا
عَلَيْهَا طَعَامٌا (رواه الترمذى)

"Dari Adi Hurairoh, bahwa ia pernah membawa sebuah bejana bersama Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Untuk air wudhu dan buang hajat. Di antara Abu Huraroh mengikutinya dengan membawa bejana itu, tiba-tiba Nabi صلى الله عليه وسلم bertanya: “Siapakah ini ? Abu Hurairah menjawab : Saya Abu Hurairoh.” Lalu Nabi bersabda: “Ambilkan aku beberapa buah batu untuk aku bersuci dengannya, dan jangan engkau bawa tulang dan jangan kotoran onta yang sudah kering.” Lalu aku bawa kepadanya beberapa batu dan yang kubungkus di ujung bajuku, sehingga aku letakkan batu itu di sisi Nabi صلى الله عليه وسلم  , kemudian aku pergi, sehingga apabila Nabi selesai aku berjalan dan bertanya (kepada Nabi) : “Mengapa tulang dan kotoran onta itu?” Nabi صلى الله عليه وسلم  menjawab: “Kedua-duanya itu sebagian dari makanan jin. Dan sesungguhnya telah datang kepadaku utusan jin dari Nasiebien (nama tempat di Syam), dan mereka adalah sebaik-baik jin, lalu minta bekal kepadaku, lalu aku berdo’a kepada         Alloh سبحانه وتهالى untuk mereka, bahwa tidak melalui tulang dan kotoran onta, melainkan mereka dapati di atasnya, makanan.”[4]

Dalam hadits lain dijelaskan bahwa makanan jin adalah arang dan batu. Dalam hadits di atas “keduanya  adalah sebagian dari makanan jin” nerarti ada makanan lain selain kotoran hewan. Dan dalam keterangan lain mengatakan bahwa makanan makhluk halus adalah sejenis barang halus pula seperti sejenis gas-gas dan uap. Dalam hadits Abu Daud dikatakan bahwa cara makan jin  sama seperti msnusia, yaitu dikunyah dan ditelan. Ternyata tulang dan kotoran hewan tidakhabis, maka berarti cara makannya dengan cara dicium baunya,dan hadits di atas mengatakan bahwa “di atas tulang dan kotoran onta”, ini menunjukkan bahwa bukan tulang yang dimakan, tetapi sesuatu yang ada di atasnya, yakni asap atau baunya. Ternyata ada keterangan lain yang berbunyi :

إِنَّ الشَّيْطَانَ حَسَّاسٌ لَحَّاسٌ (رواه الترمذى)

“Sesungguhnya setan itu adalah perasa dan yang suka menjilat” (HR. Tirmidzy)

                        Kembali kepada soal jin atau syetan, dalam banyak ayat disebutkan bahwa jin dijadikan dari, atau api yang sangat panas (15:27). Ada keterangan lain yang mengatakan bahwa jin dijadikan dari empat unsur, api, air, tanah dan udara, namun unsur apilah yang paling banyak. Begitu pula manusia, terdiri dari empat unsur pula, api, air, udara dan tanah, namun unsur tanahlah yang paling banyak.

            Adapun tentang jin yang Islam dan kafir, hal ini banyak diceritakan dalam surat Al Ahqof ayat 29 sampai 32, surat Al Jin ayat 1 sampai ayat 14, menerangkan bahwa di antara jin ada yang Islam dan ada yang kafir. Di antara segolongan jin ada yang dikirim kepada Nabi untuk mendengarkan ayat-ayat Al-qur’an, setelah mereka memperhatikan ayat-ayat itu, lalu mereka kembali kepada kaumnya dan mengajak kepada kaumnya supaya beriman, dan mereka berkata kepada kaumnya, barang siapa yang tidak beriman, maka akan sesatlah ia.


C.   Penggunaan Kata syetan Dalam Al-Qur’an
            Di dalam Al-Qur’an, kata-kata syetan tidak hanya digunakan untuk arti syetan yang merupakan jenis makhluk halus saja, tetapi juga digunakan untuk arti setan manusia. Jelasnya manusia yang bersifat seperti sifat yang dimiliki syetan, artinya berperilaku yang meniru perilaku syetan. Firman Alloh سبحانه وتعالى
y7Ï9ºxx.ur $oYù=yèy_ Èe@ä3Ï9 @cÓÉ<tR #xrßtã tûüÏÜ»ux© ħRM}$# Çd`Éfø9$#ur ÓÇrqムöNßgàÒ÷èt/ 4n<Î) <Ù÷èt/ t$ã÷zã ÉAöqs)ø9$# #Yráäî 4 öqs9ur uä!$x© y7/u $tB çnqè=yèsù ( öNèdöxsù $tBur šcrçŽtIøÿtƒ ÇÊÊËÈ #ÓxöóÁtGÏ9ur ÏmøŠs9Î) äoyÏ«øùr& tûïÏ%©!$# Ÿw šcqãZÏB÷sムÍotÅzFy$$Î/ çnöq|Ê÷ŽzÏ9ur (#qèùÎŽtIø)uÏ9ur $tB Nèd šcqèùÎŽtIø)B ÇÊÊÌÈ
112.  Dan Demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)[5]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
113.  Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan.
            Ada lagi kata syetan dalam Al-Qur’an yang digunakan dengan arti para pemimpin-pemimpin kaum munafiq dan para kafir, karna mereka itulah yang menyesatkan anak buahnya atau para pengikutnya. Seperti dalam surat Al-Baqoroh ayat 14 dijelaskan hal ini.
#sŒÎ)ur (#qà)s9 tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqä9$s% $¨YtB#uä #sŒÎ)ur (#öqn=yz 4n<Î) öNÎgÏYŠÏÜ»ux© (#þqä9$s% $¯RÎ) öNä3yètB $yJ¯RÎ) ß`øtwU tbrâäÌöktJó¡ãB ÇÊÍÈ
14.  Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami Telah beriman". dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka[6], mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok."
                Arti ketiga dari syetan adalah sesuatu yang kotor, busuk atau penyakit. Sebagaimana dalam hadits:
اَللّهُمَّ إِنِّ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَ الْخَبَائِثِ (رواه البعة)
Ya Alloh sesungguhnya kami berlindung kepada Engkau dari syetan laki-laki dan syetan perempuan (H.R para ahli hadits yang tujuh orang)
            Pada umumnya dapat disimpulkan bahwa kata syetan digunakan bagi bagi mereka yang berbuat melanggar perintah Alloh سبحانه وتعالى, perbuatan yang salah dan jahat.
D.    Organisasi Syetan
Didalam menggoda atau menjalankan operasinya terhadap manusia, syetan tidak begitu gegabah, tetapi mereka menjalankan tugasnya dengan cara yang teratur dan rapi. Mereka mempunyai disiplin yang kuat. Mereka mempunyai dan anak buah yang semuanya tunduk terhadap satu peraturan yang telah mereka putuskan. Hal ini mereka lakukan demi berhasilnya ajakan mereka.   
Hadits Nabi صلى الله عليه وسلم yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdulloh رضي الله عنه Rosululloh صلى الله عليه وسلم   bersabda
إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَيَاهُ. فَأَدْنَا مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً وَ يَجِئُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ : فَعَلْتُ كَذَا وَ كَذَا , فَيَقُوْلُ : مَا فَعَلْتَ شَيْئًا! (قَالَ) ثُمَّ يَجِئُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ : مَاتَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَقْتُ بَيْنَهُ وَ بَيْنَ امْرَأَتِهِ! (قَالَ) فَيُدْنِهِ مِنْهُ . (أَوْ قَالَ) : فَيَلْتَزِمُهُ (وَيَقُوْلُ) نَعَمْ أَنْتَ (رواه ابن الجوزى)
Sesungguhnya Iblis meletakkan singgah sananya diatas air. Kemudian ia mengirim tentaranya, maka yang paling dekat kedudukannya diantara mereka (disisi Iblis) ialah yang paling besar membuat fitnah. Serorang dari mereka melapor : “saya telah berbuat begini dan begitu”. Maka berkata Iblis : “Engkau tidak melakukan apa-apa!” Berkata Rowi : kemudian datang lagi seorang dari mereka dan melapor : “Aku tidak meninggalkan orang itu sehingga aku ceraikan antara  dia dengan istrinya.” Berkata Rowi : “ Maka didekatilah ia, atau Berkata Rowi : “ Maka didekatilah ia seraya Iblis berkata : “Engkau yang sebaik-baiknya” (HR. Ibnul Jauzy).
            Dengan begini organisasi syetan mungkin lebih sempurna daripada organisasi manusia.
E.     Musyawarah Para Syetan
Musyawarah para syetan ini dilatar belakangi ole turunya Surat Ali Imron Ayat 135-136 :
šúïÏ%©!$#ur #sŒÎ) (#qè=yèsù ºpt±Ås»sù ÷rr& (#þqßJn=sß öNæh|¡àÿRr& (#rãx.sŒ ©!$# (#rãxÿøótGó$$sù öNÎgÎ/qçRäÏ9 `tBur ãÏÿøótƒ šUqçR%!$# žwÎ) ª!$# öNs9ur (#rŽÅÇム4n?tã $tB (#qè=yèsù öNèdur šcqßJn=ôètƒ ÇÊÌÎÈ y7Í´¯»s9'ré& Nèdät!#ty_ ×otÏÿøó¨B `ÏiB öNÎgÎn/§ ×M»¨Yy_ur ̍øgrB `ÏB $ygÏFøtrB ㍻pk÷XF{$# šúïÏ$Î#»yz $pkŽÏù 4 zN÷èÏRur ãô_r& tû,Î#ÏJ»yèø9$# ÇÊÌÏÈ
135.  Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri[7], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui.
136.  Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.
Dengan diampuninya dosa-dosa orang yang mau bertaubat kepada Alloh SWT, maka tujuan akhir syetan menjadi sia-sia. Tujuan akhir mereka adalah membuat manusia supaya tergelincir ke dalam dosa. Saat itu pula para syetan bermusyawarah, bagaimana sebaiknya jalan yang ditempuh supanya turunya surat Ali Imron ayat 135-136 sia-sia juga. Artinya dengan diturunkanya ayat itu para syetan merubah siasatnya dan disesuaikan dengan surat Ali Imron ayat 135-136.
Dengan demikian diputuskanlah, bahwa hendaknya sekarang manusia digoda mereka enggan bertaubat setelah berbuat dosa, dan di dalam hatinya dibisikan bisikan yang manis supaya menangguhkan taubatnya. Besok saja kalau sudah tua, besok kalau sudah tenag hatinya, kita masih mempunyai berbagai keinginan, ingin bersenang-senag masih muda, dan lain sebagainya. Itulah bisikan-bisikan manis yang digodakan kepada manusia yang telah berbuat dosa, supanya menagguhkan taubatnya.
Keputusan yang kedua adalah agar manusia selalu menganggap dosa-dosa yang telah dikerjakan itu sebagai hal baik. Maka dihiasilah perbuatan dosa-dosa dengan kebaikan, sehingga orang yang melakukan dosa itu tidak menyadari akan kesalahanya, bahkan marah ketika ada yang mengingatkannya.















[1] ]  Sebenarnya terjemahan Hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, Karena arti Hakim ialah: yang mempunyai hikmah. hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. di sini diartikan dengan Maha Bijaksana Karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.
[2] ]  sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, Karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.
[3] ]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
[4] Buhori 5:46, Fathul Bari 7:119 ; 6:215 ; 1:182, Abu Daud 1:7, Ahmad 1:458, Syarah Musnad Ahmad 4:149, 437, 438, Tirmidy 12:14.
[5] maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman kepada nabi.
[6] Maksudnya: pemimpin-pemimpin mereka
[7] yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak Hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya Hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.

3 komentar: