الشيطان
- Awal dari Segala Kisah
Awal dari segala kisah ini adalah peristiwa yang terjadi antara
Adam dan Iblis. Kedua makhluk itu telah menjadi penghuni surga. Pada saat itu
Iblis masih menjadi hamba Alloh yang taat beribadah, bersama para malaikat,
Sampai ketika Tuhan memerintahkan kepada Iblis dan Malaikat supaya sujud kepada
Adam untuk menghormati Adam yang dijadikan Alloh sebagai kholifah di bumi. Akan
tetapi hanya malaikat yang taat pada perintah Tuhan sedangkan Iblis menolak.
Qur’an surat
Al-Baqoroh ayat 30 sampai 34 mengisahkan sebagai berikut:
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ zN¯=tæur tPy#uä uä!$oÿôF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ (#qä9$s% y7oY»ysö6ß w zNù=Ïæ !$uZs9 wÎ) $tB !$oYtFôJ¯=tã ( y7¨RÎ) |MRr& ãLìÎ=yèø9$# ÞOÅ3ptø:$# ÇÌËÈ tA$s% ãPy$t«¯»t Nßg÷¥Î;/Rr& öNÎhͬ!$oÿôr'Î/ ( !$£Jn=sù Nèdr't6/Rr& öNÎhͬ!$oÿôr'Î/ tA$s% öNs9r& @è%r& öNä3©9 þÎoTÎ) ãNn=ôãr& |=øxî ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ãNn=÷ær&ur $tB tbrßö7è? $tBur öNçFYä. tbqãKçFõ3s? ÇÌÌÈ øÎ)ur $oYù=è% Ïps3Í´¯»n=uKù=Ï9 (#rßàfó$# tPyKy (#ÿrßyf|¡sù HwÎ) }§Î=ö/Î) 4n1r& uy9õ3tFó$#ur tb%x.ur z`ÏB úïÍÏÿ»s3ø9$# ÇÌÍÈ
30. Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
31. Dan
dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian
mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang
benar!"
32.
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui
selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[1]."
33.
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama
benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda
itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa
Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang
kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
34. Dan
(Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah[2]
kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan
takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Rasa
sombong dan rasa bahwa dirinya lebih mulia dari Adamyang menyebakan Iblis tidak
mau sujud kepada Adam. Karna itu Iblis mendapat
murka dari Alloh سبحانه وتعالى , dan akan masuk
neraka selama-lamanya.
B.
Setan
Sebagai Pribadi
Asy-Syaithon dari kata benda
شطن (syathona) yang artinya بعد
(ba’uda) jauh, yaitu jauh dari kebenaran. Juga شطن(syathona) berarti خلف
(kholafa) yang artinya menyelisihi,yaitu menyelisihi hal-hal yang benar. Juga شطن (syathona) berarti دخل(dakhola) yang artinya masuk, yaitu yang suka
masuk ke dalam jiwa seorang hamba untuk menggoda dan mempengaruhi seorang hamba
supaya mau ikut akan perbuatan dan jejak langkah setan.
Dalam Al-Qur’an, kata-kata setan tidak hanya digunakan dengan arti
setan yang sesungguhnya saja, tetapi juga digunakan dengan arti setan manusia,
yaitu manusia yang bersifat seperti sifat yang dimiliki setan, artinya menjalankan tingkah laku
perbuatan setan. Alloh سبحانه وتهالى berfirman dalam surat Al-An’am ayat 112-113:
y7Ï9ºxx.ur $oYù=yèy_ Èe@ä3Ï9 @cÓÉ<tR #xrßtã tûüÏÜ»ux© ħRM}$# Çd`Éfø9$#ur ÓÇrqã öNßgàÒ÷èt/ 4n<Î) <Ù÷èt/ t$ã÷zã ÉAöqs)ø9$# #Yráäî 4 öqs9ur uä!$x© y7/u $tB çnqè=yèsù ( öNèdöxsù $tBur crçtIøÿt ÇÊÊËÈ #ÓxöóÁtGÏ9ur Ïmøs9Î) äoyÏ«øùr& tûïÏ%©!$# w cqãZÏB÷sã ÍotÅzFy$$Î/ çnöq|Ê÷zÏ9ur (#qèùÎtIø)uÏ9ur $tB Nèd cqèùÎtIø)B ÇÊÊÌÈ
112. Dan Demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap
nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin,
sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan
yang indah-indah untuk menipu (manusia)[3].
113. Dan
(juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat
cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka
mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan.
[499]
maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia
agar tidak beriman kepada nabi.
Maka setan adalah setiap makhluk yang congkak dan melampui batas,
yang menyebabkan seorang hamba juah dari kebaikan,dari golongan jin, manusia,
dan hewan.
Para ulama’ mendefinisikan jin sebagai sejenis makhluk halus
seperti angin yang bisa berganti bentuk dengan bermacam-macam bentuk dan
mempunyai pekerjaan yang aneh atau luar biyasa. Mereka ada yang mukmin dan ada
yang kafir, ada yang taat dan ada yang ma’syiyat kepada Alloh سبحانه
وتعالى , . Demikianlah para ulama
mengatakan tentang makhluk jin. Dan yang dimaksud dengan jin yang
ma’siyat atau kafir ialah setan.
Bang sa jin juga makan,
seperti dalam hadits:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
أَنَّهُ كَانَ يَحْمِلُ مَعَ النَّبِي صلى الله عليه
وسلم أَدَاوَةً لِوُضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَبَيْنَمَا هُوَ يَتَّبِعُهُ
بِهَا فَقَالَ مَنْ هذَا ؟ فَقَالَ أَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ فَقَالَ: أَبْغِنِى
أَحْجَارًا أَسْتَنْفِضُ بِهَا وَ لَا تَأْتِنِى بِعَظْمٍ وَ لَا بِرَوْثَةٍ
فَأَتَيْتُهُ بِأَحْجَارٍ أَحْمِلُهَا فِى طَرْفِ
ثَوْبِى حَتَّى
وَضَعْتُ إِلَى جَيْبِهِ ثُمَّ انْصَرَفْتُ حَتَّ إِذَا فَرَغَ مَشَيْتُ فَقُلْتُ:
مَا بَالُ الْعَظْمِ وَالرَّوْثَهِ؟
قَالَ: هُمَا مِنْ طَعَامِ
الَجِنِّ وَأَنَّهُ وَفْدُ جِنٍّ
نَصِيْبَيْنِ وَ نِعْمَ الْجُنُ فَسَالُنِى الزَّادَ فَدَعَوْتُ اللهَ لَهُمْ أَنْ لَا يَمُرُّوْا بِعَظْمٍ وَ لَا
بِرَوْثَةٍ إلَّا وَجَدَ وْا
عَلَيْهَا طَعَامٌا (رواه الترمذى)
"Dari Adi Hurairoh, bahwa ia pernah membawa sebuah bejana bersama
Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Untuk air wudhu dan buang hajat. Di antara Abu Huraroh mengikutinya dengan membawa bejana itu, tiba-tiba Nabi صلى الله عليه وسلم bertanya:
“Siapakah ini ? Abu Hurairah menjawab : Saya Abu Hurairoh.” Lalu Nabi bersabda:
“Ambilkan aku beberapa buah batu untuk aku
bersuci dengannya, dan jangan engkau bawa tulang dan jangan kotoran
onta yang sudah kering.” Lalu aku bawa kepadanya beberapa batu dan yang
kubungkus di ujung bajuku, sehingga aku letakkan batu itu di sisi Nabi صلى الله عليه وسلم , kemudian aku pergi, sehingga apabila Nabi selesai aku berjalan dan
bertanya (kepada Nabi) : “Mengapa tulang dan kotoran onta itu?” Nabi صلى الله عليه وسلم menjawab: “Kedua-duanya itu sebagian dari makanan jin. Dan sesungguhnya
telah datang kepadaku utusan jin dari Nasiebien (nama tempat di Syam), dan
mereka adalah sebaik-baik jin, lalu minta bekal kepadaku, lalu aku berdo’a
kepada Alloh سبحانه
وتهالى
untuk mereka, bahwa tidak melalui tulang dan kotoran onta, melainkan mereka
dapati di atasnya, makanan.”[4]
Dalam hadits lain dijelaskan bahwa makanan jin adalah arang dan
batu. Dalam hadits di atas “keduanya
adalah sebagian dari makanan jin” nerarti ada makanan lain selain
kotoran hewan. Dan dalam keterangan lain mengatakan bahwa makanan makhluk halus
adalah sejenis barang halus pula seperti sejenis gas-gas dan uap. Dalam hadits
Abu Daud dikatakan bahwa cara makan jin
sama seperti msnusia, yaitu dikunyah dan ditelan. Ternyata tulang dan
kotoran hewan tidakhabis, maka berarti cara makannya dengan cara dicium
baunya,dan hadits di atas mengatakan bahwa “di atas tulang dan kotoran onta”,
ini menunjukkan bahwa bukan tulang yang dimakan, tetapi sesuatu yang ada di
atasnya, yakni asap atau baunya. Ternyata ada keterangan lain yang berbunyi :
إِنَّ
الشَّيْطَانَ حَسَّاسٌ لَحَّاسٌ (رواه الترمذى)
“Sesungguhnya setan itu adalah perasa dan yang
suka menjilat” (HR. Tirmidzy)
Kembali
kepada soal jin atau syetan, dalam banyak ayat disebutkan bahwa jin dijadikan
dari, atau api yang sangat panas (15:27). Ada keterangan lain yang mengatakan
bahwa jin dijadikan dari empat unsur, api, air, tanah dan udara, namun unsur
apilah yang paling banyak. Begitu pula manusia, terdiri dari empat unsur pula,
api, air, udara dan tanah, namun unsur tanahlah yang paling banyak.
Adapun
tentang jin yang Islam dan kafir, hal ini banyak diceritakan dalam surat Al
Ahqof ayat 29 sampai 32, surat Al Jin ayat 1 sampai ayat 14, menerangkan bahwa
di antara jin ada yang Islam dan ada yang kafir. Di antara segolongan jin ada
yang dikirim kepada Nabi untuk mendengarkan ayat-ayat Al-qur’an, setelah mereka
memperhatikan ayat-ayat itu, lalu mereka kembali kepada kaumnya dan mengajak
kepada kaumnya supaya beriman, dan mereka berkata kepada kaumnya, barang siapa
yang tidak beriman, maka akan sesatlah ia.
C. Penggunaan Kata syetan Dalam Al-Qur’an
Di dalam Al-Qur’an, kata-kata syetan
tidak hanya digunakan untuk arti syetan yang merupakan jenis makhluk halus
saja, tetapi juga digunakan untuk arti setan manusia. Jelasnya manusia yang
bersifat seperti sifat yang dimiliki syetan, artinya berperilaku yang meniru
perilaku syetan. Firman Alloh سبحانه وتعالى
y7Ï9ºxx.ur $oYù=yèy_ Èe@ä3Ï9 @cÓÉ<tR #xrßtã tûüÏÜ»ux© ħRM}$# Çd`Éfø9$#ur ÓÇrqã öNßgàÒ÷èt/ 4n<Î) <Ù÷èt/ t$ã÷zã ÉAöqs)ø9$# #Yráäî 4 öqs9ur uä!$x© y7/u $tB çnqè=yèsù ( öNèdöxsù $tBur crçtIøÿt ÇÊÊËÈ #ÓxöóÁtGÏ9ur Ïmøs9Î) äoyÏ«øùr& tûïÏ%©!$# w cqãZÏB÷sã ÍotÅzFy$$Î/ çnöq|Ê÷zÏ9ur (#qèùÎtIø)uÏ9ur $tB Nèd cqèùÎtIø)B ÇÊÊÌÈ
112. Dan Demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap
nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin,
sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan
yang indah-indah untuk menipu (manusia)[5]. Jikalau
Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah
mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
113.
Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada
kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya
dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan.
Ada lagi
kata syetan dalam Al-Qur’an yang digunakan dengan arti para pemimpin-pemimpin
kaum munafiq dan para kafir, karna mereka itulah yang menyesatkan anak buahnya
atau para pengikutnya. Seperti dalam surat Al-Baqoroh ayat 14 dijelaskan hal
ini.
#sÎ)ur (#qà)s9 tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqä9$s% $¨YtB#uä #sÎ)ur (#öqn=yz 4n<Î) öNÎgÏYÏÜ»ux© (#þqä9$s% $¯RÎ) öNä3yètB $yJ¯RÎ) ß`øtwU tbrâäÌöktJó¡ãB ÇÊÍÈ
14. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang
yang beriman, mereka mengatakan: "Kami Telah beriman". dan bila
mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka[6], mereka
mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah
berolok-olok."
Arti ketiga dari syetan adalah sesuatu yang
kotor, busuk atau penyakit. Sebagaimana dalam hadits:
اَللّهُمَّ إِنِّ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَ
الْخَبَائِثِ (رواه البعة)
Ya Alloh sesungguhnya kami berlindung kepada Engkau dari
syetan laki-laki dan syetan perempuan (H.R para ahli hadits yang tujuh orang)
Pada umumnya dapat disimpulkan bahwa kata syetan
digunakan bagi bagi mereka yang berbuat melanggar perintah Alloh سبحانه
وتعالى, perbuatan yang salah dan
jahat.
D. Organisasi Syetan
Didalam menggoda atau menjalankan operasinya
terhadap manusia, syetan tidak begitu gegabah, tetapi mereka menjalankan
tugasnya dengan cara yang teratur dan rapi. Mereka mempunyai disiplin yang
kuat. Mereka mempunyai dan anak buah yang semuanya tunduk terhadap satu
peraturan yang telah mereka putuskan. Hal ini mereka lakukan demi berhasilnya
ajakan mereka.
Hadits Nabi صلى الله عليه وسلم yang diriwayatkan dari Jabir
bin Abdulloh رضي الله عنه Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda
إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى
الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَيَاهُ. فَأَدْنَا مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً
وَ يَجِئُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ : فَعَلْتُ كَذَا وَ كَذَا , فَيَقُوْلُ : مَا
فَعَلْتَ شَيْئًا! (قَالَ) ثُمَّ يَجِئُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ : مَاتَرَكْتُهُ
حَتَّى فَرَقْتُ بَيْنَهُ وَ بَيْنَ امْرَأَتِهِ! (قَالَ) فَيُدْنِهِ مِنْهُ .
(أَوْ قَالَ) : فَيَلْتَزِمُهُ (وَيَقُوْلُ) نَعَمْ أَنْتَ (رواه ابن الجوزى)
Sesungguhnya Iblis meletakkan singgah sananya diatas air.
Kemudian ia mengirim tentaranya, maka yang paling dekat kedudukannya diantara
mereka (disisi Iblis) ialah yang paling besar membuat fitnah. Serorang dari
mereka melapor : “saya telah berbuat begini dan begitu”. Maka berkata Iblis :
“Engkau tidak melakukan apa-apa!” Berkata Rowi : kemudian datang lagi seorang
dari mereka dan melapor : “Aku tidak meninggalkan orang itu sehingga aku
ceraikan antara dia dengan istrinya.”
Berkata Rowi : “ Maka didekatilah ia, atau Berkata Rowi : “ Maka didekatilah ia
seraya Iblis berkata : “Engkau yang sebaik-baiknya” (HR. Ibnul Jauzy).
Dengan
begini organisasi syetan mungkin lebih sempurna daripada organisasi manusia.
E.
Musyawarah Para Syetan
Musyawarah para syetan ini dilatar belakangi
ole turunya Surat Ali Imron Ayat 135-136 :
úïÏ%©!$#ur #sÎ) (#qè=yèsù ºpt±Ås»sù ÷rr& (#þqßJn=sß öNæh|¡àÿRr& (#rãx.s ©!$# (#rãxÿøótGó$$sù öNÎgÎ/qçRäÏ9 `tBur ãÏÿøót UqçR%!$# wÎ) ª!$# öNs9ur (#rÅÇã 4n?tã $tB (#qè=yèsù öNèdur cqßJn=ôèt ÇÊÌÎÈ y7Í´¯»s9'ré& Nèdät!#ty_ ×otÏÿøó¨B `ÏiB öNÎgÎn/§ ×M»¨Yy_ur ÌøgrB `ÏB $ygÏFøtrB ã»pk÷XF{$# úïÏ$Î#»yz $pkÏù 4 zN÷èÏRur ãô_r& tû,Î#ÏJ»yèø9$# ÇÊÌÏÈ
135. Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri[7], mereka
ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui.
136. Mereka itu
balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah sebaik-baik pahala
orang-orang yang beramal.
Dengan diampuninya dosa-dosa orang yang mau
bertaubat kepada Alloh SWT, maka tujuan akhir syetan menjadi sia-sia. Tujuan
akhir mereka adalah membuat manusia supaya tergelincir ke dalam dosa. Saat itu
pula para syetan bermusyawarah, bagaimana sebaiknya jalan yang ditempuh supanya
turunya surat Ali Imron ayat 135-136 sia-sia juga. Artinya dengan diturunkanya
ayat itu para syetan merubah siasatnya dan disesuaikan dengan surat Ali Imron
ayat 135-136.
Dengan demikian diputuskanlah, bahwa hendaknya
sekarang manusia digoda mereka enggan bertaubat setelah berbuat dosa, dan di
dalam hatinya dibisikan bisikan yang manis supaya menangguhkan taubatnya. Besok
saja kalau sudah tua, besok kalau sudah tenag hatinya, kita masih mempunyai
berbagai keinginan, ingin bersenang-senag masih muda, dan lain sebagainya.
Itulah bisikan-bisikan manis yang digodakan kepada manusia yang telah berbuat
dosa, supanya menagguhkan taubatnya.
Keputusan yang kedua adalah agar manusia
selalu menganggap dosa-dosa yang telah dikerjakan itu sebagai hal baik. Maka
dihiasilah perbuatan dosa-dosa dengan kebaikan, sehingga orang yang melakukan
dosa itu tidak menyadari akan kesalahanya, bahkan marah ketika ada yang
mengingatkannya.
[1] ]
Sebenarnya terjemahan Hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, Karena
arti Hakim ialah: yang mempunyai hikmah. hikmah ialah penciptaan dan penggunaan
sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. di sini diartikan dengan Maha
Bijaksana Karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.
[2] ] sujud
di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud
memperhambakan diri, Karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata
kepada Allah.
[3] ]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka
tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
[4] Buhori 5:46, Fathul Bari 7:119 ; 6:215 ; 1:182, Abu Daud 1:7, Ahmad
1:458, Syarah Musnad Ahmad 4:149, 437, 438, Tirmidy 12:14.
[5] maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan
manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman kepada nabi.
[7] yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar
yang mana mudharatnya tidak Hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain,
seperti zina, riba. menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana
mudharatnya Hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.
lanjutkan
BalasHapuslanjutkan
BalasHapuslebih cepat lebih baik.....
BalasHapus